Kalau disuruh memilih memutar waktu, alangkah senangnya apabila saya bisa berada di era tahun 90-an lagi, dimana bisa bebas bermain dengan teman sebaya dan tak mengenal apa itu gadget. Hal ini bertolak belakang dengan zaman sekarang, dimana walaupun saya sudah tidak muda lagi namun entah kenapa keberadaan gadget terkadang mampu mengalahkan berbagai kepentingan lain dalam hidup ini.
Mungkin terkesan lebay alias berlebihan, namun saya mengakui sendiri manakala berjam-jam seolah terperangkap dalam kenikmatan yang ditawarkan oleh gadget itu sendiri. Scrolling media sosial tanpa kenal waktu, bahkan yang paling parah adalah ketika saya sanggup scrolling media sosial selama 3 jam nonstop sementara jam dinding seolah sudah memerintahkan saya untuk beristirahat. Seolah bagi saya kesehatan tubuh sudah terkalahkan oleh keberadaan gadget yang hanya memberi kesenangan sesaat lewat hiburan media sosial di dalamnya.
Lalu bagaimana dengan anak-anak yang hidup di zaman sekarang dimana gadget juga menjadi bagian penting dari kehidupan mereka. Semua kembali kepada metode pengasuhan orang tua masing-masing. Ada orang tua yang tak membatasi penggunaan gadget kepada anak-anaknya, namun bersyukur apabila masih ada orang tua yang ketat mengawasi anak dalam menggunakan gadget mereka dan hanya membatasi di hari tertentu saja seperti weekend misalnya.
Gagdet sendiri merupakan perangkat elektronik yang dapat tersambung dengan jaringan internet, dimana ketika sudah terhubung dengan jaringan internet maka gadget bisa memberikan banyak sekali informasi kepada kita para penggunanya. Mirisnya, keberadaan gadget ini bagai pisau bermata dua, dimana dapat memberikan dampak positif namun apabila tidak difilter dengan baik, maka gadget sendiri dapat memberi pengaruh kepada penggunanya yang tidak bisa memanfaatkan dengan bijak.
Karena keresahannya terhadap generasi muda zaman now yang lebih banyak menggunakan gadget ketimbang berinteraksi dengan teman sebaya inilah, maka membuat Achmad Irfandi melakukan terobosan dengan menggagas berdirinya Kampung Lali Gadget sejak 1 April 2018, dimana Kampung Lali Gadget ini berlokasi di Dusun Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
Achmad Irfandi merasa prihatin dengan anak-anak yang berada di kampungnya, dimana mereka sangat sering nongkrong di warkop alias warung kopi. Tujuan anak-anak di kampung Achmad Irfandi nongkrong di warkop adalah agar dapat tersambung wifi gratis yang disediakan di warkop tersebut sehingga mereka bisa mengakses internet dengan mudah. Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan dimana masa kanak-kanak yang seharusnya dihabiskan dengan bermain bersama teman sebaya, namun justru hanya digunakan untuk mengakses gadget oleh anak-anak di kampungnya.
Kampung Lali Gadget adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “Desa yang Melupakan Gadget.” Istilah ini mengacu pada konsep atau gerakan sosial di mana masyarakat atau komunitas tertentu memutuskan untuk menjauhkan diri dari penggunaan gadget atau teknologi digital untuk jangka waktu tertentu. Tujuan dari didirikannya Kampung Lali Gadget adalah untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi digital, mempromosikan interaksi sosial yang lebih langsung, meningkatkan kualitas hidup, dan meresapi kehidupan alamiah.
Dalam Kampung Lali Gadget, masyarakat mungkin memilih untuk hidup lebih sederhana, mengurangi paparan terhadap media sosial, mengurangi waktu layar, atau bahkan menghindari sepenuhnya penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan komputer. Mereka mungkin lebih fokus pada aktivitas luar ruangan atau kegiatan sosial yang lebih tradisional.
Kampung Lali Gadget dapat menjadi upaya untuk mengatasi dampak negatif dari penggunaan berlebihan teknologi digital, seperti masalah kesehatan mental, isolasi sosial, dan gangguan tidur.
Kampung Lali Gadget, Wadah Bermain Anak Bersama Teman Sebaya
Dengan bermain di Kampung Lali Gadget, Anda yang tadinya pesimis anak akan jenuh ataupun bosan ternyata sama sekali tidak terjadi. Justru dengan membawa anak ke Kampung Lali Gadget, anak akan bertemu dengan teman sebaya, saling mengenal hingga akhirnya membaur menjadi satu untuk bermain sekaligus belajar bersama.
Achmad Irfandi, pria kelahiran Sidoarjo, 12 Mei 1993 ini bersama beberapa rekannya berupaya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam meramaikan keberadaan Kampung Lali Gadget ini. Terbukti pada bulan Juli tahun 2022 tepatnya dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, Kampung Lali Gadget bersama mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan Festival Endah Lali Gagdet.
Bagi Anda para orang tua yang ingin mengajak anak-anak menghabiskan akhir pekan di Kampung Lali Gadget, maka tak perlu khawatir karena ada banyak fasilitas bermain yang disediakan di Kampung Lali Gadget, antara lain:
- Permainan tradisional, misalnya saja seperti egrang, gasing, dakon, klompen dan masih banyak lagi
- Kegiatan mewarnai
- Bernyanyi lagu-lagu daerah
- Berolahraga bersama, dan masih banyak kegiatan lainnya yang dapat diikuti di Kampung Lali Gadget
Bahkan sedari kecil, anak akan diperkenalkan ke dunia literasi ketika berada di Kampung Lali Gadget ini. Hal tersebut dibuktikan dengan Pojok Baca yang bisa dimanfaatkan anak-anak untuk membaca buku. Selain itu juga anak-anak belajar untuk menulis surat kepada Bapak Presiden, dimana surat-surat itu nantinya akan ditempel pada orang-orangan sawah.
Achmad Irfandi dan Kontribusi Nyata Untuk Anak Indonesia Agar Tak Kecanduan Gadget
Achmad Irfandi merupakan salah satu dari penerima penghargaan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards pada tahun 2021 dalam kategori Pendidikan dimana pemuda asal Sidoarjo ini menggagas adanya Kampung Lali Gadget sebagai sarana bermain untuk anak-anak bersama teman sebaya dan sejenak melupakan adanya gadget.
Sementara SATU Indonesia Awards sendiri merupakan program penghargaan yang rutin diselenggarakan oleh PT. Astra International, Tbk setiap tahunnya. Program penghargaan ini diberikan kepada para pemuda Indonesia yang telah berkontribusi nyata di masyarakat khususnya 5 bidang berikut:
- Pendidikan
- Teknologi
- Lingkungan
- Kesehatan, dan
- Kewirausahaan
Semoga sosok Achmad Irfandi menjadi penyemangat bagi generasi muda lainnya untuk bisa berkarya menciptakan sesuatu hal yang positif demi kemajuan bangsa dan negara.
Referensi:
https://portalbontang.com/kurangi-ketergantungan-gawai-kampung-lali-gadget-dan-mahasiswa-umm-gelar-festival/
Sumber gambar :
https://www.satu-indonesia.com/
Youtube Tunas Hijau